
Kuliner Sannakji Adalah Salah Satu Jenis Kuliner Khas Korea Selatan Yang Di Kenal Sangat Unik Dan Ekstrem. Makanan ini terbuat dari gurita kecil yang di sajikan dalam keadaan hidup atau masih segar. Proses penyajiannya melibatkan pemotongan gurita hidup menjadi potongan kecil, kemudian langsung di sajikan dengan minyak wijen dan taburan biji wijen. Meski bagi sebagian orang terlihat menggelikan, sannakji justru di anggap lezat karena memberikan sensasi berbeda saat di makan. Gerakan tentakel yang masih menggeliat di piring menambah tantangan tersendiri bagi penikmatnya.
Nah salah satu daya tarik Kuliner Sannakji adalah tekstur dan rasanya yang segar. Saat di makan, potongan gurita yang masih bergerak memberikan sensasi kenyal dan sedikit lengket di lidah. Ada minyak wijen dan biji wijen yang di gunakan sebagai pelengkap memberikan aroma khas dan rasa gurih yang menyatu dengan daging gurita. Selain sensasi rasa, sannakji juga di anggap sebagai simbol budaya kuliner tradisional Korea yang menghargai kesegaran bahan makanan laut. Hidangan ini biasanya di temukan di restoran-restoran seafood tradisional atau pasar ikan di Korea Selatan, seperti Pasar Ikan Noryangjin di Seoul.
Meskipun begitu kuliner ini juga menuai kontroversi, terutama terkait dengan risiko dan etika. Karena tentakel gurita yang masih aktif dapat melekat di tenggorokan, konsumsinya memerlukan kehati-hatian agar tidak tersedak. Dari segi etika beberapa pihak mengkritik cara penyajiannya yang melibatkan pemotongan hewan hidup sebagai sesuatu yang tidak manusiawi. Namun bagi masyarakat Korea dan para wisatawan yang penasaran, sannakji tetap menjadi pengalaman kuliner yang menarik untuk di coba. Sehingga dengan perpaduan keberanian dan rasa membuktikan bahwa makanan tradisional merupakan pengalaman budaya yang tak terlupakan.
Proses Pembuatan Kuliner Sannakji
Membahas Proses Pembuatan Kuliner Sannakji maka kita mulai dengan pemilihan gurita kecil atau bayi gurita. Kita harus memiliki tekstur lebih kenyal dan rasa yang lebih manis di bandingkan gurita dewasa. Gurita yang di gunakan juga harus dalam kondisi segar sehingga biasanya langsung diambil dari tangki air atau hasil tangkapan laut. Setelah memilih maka gurita di bersihkan dengan hati-hati untuk memastikan kotoran atau pasir yang menempel pada tubuhnya hilang. Proses pembersihan ini di lakukan dengan air dingin untuk menjaga kesegaran dan kualitas daging gurita.
Kemudian langkah berikutnya adalah memotong tubuh gurita menjadi potongan kecil. Pemotongan di lakukan secara manual menggunakan pisau tajam dan umumnya tentakel gurita yang menjadi bagian utama hidangan. Meski di potong, tentakel gurita masih akan bergerak karena refleks saraf yang tetap aktif untuk beberapa waktu setelah di pisahkan dari tubuh. Potongan-potongan gurita ini kemudian di sajikan langsung di piring tanpa proses memasak tambahan. Sebagai pelengkap, sannakji biasanya di sajikan dengan minyak wijen dan taburan biji wijen yang memberikan aroma gurih khas. Beberapa restoran juga menambahkan irisan cabai atau bawang putih untuk memberikan rasa pedas dan segar.
Selanjutnya hidangan ini biasanya di siapkan langsung di depan pelanggan untuk menunjukkan kesegaran bahan yang di gunakan. Meski tampak sederhana namun penyajiannya memerlukan keterampilan agar gurita tetap segar dan higienis. Apalagi pengunjung yang mencoba sannakji perlu berhati-hati saat menyantapnya karena tentakel yang masih bergerak bisa melekat di tenggorokan. Jadi dengan proses pembuatannya yang unik dan sederhana, menjadikannya simbol budaya kuliner Korea Selatan yang memberi pengalaman makan yang berbeda dan menantang.
Cara Mengkonsumsinya
Seperti yang kita tahu bahwa hidangan ini unik dari Korea Selatan yang menantang keberanian dan keahlian makan. Cara mengkonsumsinya juga tidak bisa sembarangan terutama karena tentakel gurita yang masih bergerak bisa menempel pada rongga mulut atau tenggorokan. Nah langkah pertama saat menyantap sannakji adalah memastikan potongan gurita sudah berukuran kecil dan dapat di kunyah dengan mudah. Biasanya potongan ini sudah di siapkan oleh penyaji tetapi jika terlalu besar di sarankan untuk memotongnya lagi sebelum di makan. Apalagi gurita yang masih bergerak seringkali di lapisi dengan minyak wijen untuk membantu mengurangi risiko menempel.
Jadi saat mulai menyantap sannakji, penting untuk mengunyahnya perlahan namun menyeluruh. Karena tentakel gurita masih aktif bergerak, mengunyah dengan baik membantu menghentikan pergerakannya sehingga lebih aman untuk di telan. Menggunakan sumpit juga membutuhkan keterampilan khusus sebab tentakel sering kali bergerak aktif di piring atau bahkan melilit sumpit. Jika baru pertama kali mencobanya sebaiknya memulai dengan potongan yang sangat kecil untuk beradaptasi dengan tekstur dan sensasinya. Sebagai pelengkap rasa, mencelupkan gurita ke dalam minyak wijen atau saus pedas bisa menambah cita rasa gurih dan kaya.
Kemudian ketika mengkonsumsinya juga harus hati-hati karena teksturnya licin dan juga bergerak yang dapat meningkatkan risiko tersedak. Maka itu di sarankan untuk selalu minum air putih atau teh hangat di sela-sela makan untuk membantu menelannya dengan mudah. Di restoran-restoran Korea, staf biasanya siap memberikan panduan bagi pelanggan yang belum terbiasa menikmati hidangan ini. Jadi meski terlihat sederhana tetap saja mengkonsumsinya membutuhkan kehati-hatian dan pengalaman. Apalagi bagi banyak orang sensasi unik dari hidangan ini menjadi daya tarik tersendiri yang tidak dapat di lupakan.
Cita Rasanya
Maka ini di kenal karena menawarkan cita rasa unik yang tidak hanya berasal dari gurita segar tetapi juga dari sensasi tekstur yang hidup. Nah cita rasa hidangan ini gurih alami dari daging gurita yang segar dengan sedikit rasa asin yang berasal dari air laut. Karena gurita dalam sannakji di sajikan mentah, rasa aslinya terasa lebih dominan di bandingkan olahan lain. Teksturnya yang kenyal dan sedikit licin memberikan pengalaman berbeda yang jarang di temukan pada hidangan lainnya. Terlebih adanya minyak wijen semakin memberikan aroma wangi dan cita rasa gurih yang membuat rasanya semakin kaya.
Apalagi gurita yang masih bergerak juga menciptakan sensasi makan yang tidak biasa. Karena saat di makan tentakel yang bergerak memberikan efek “bermain” di dalam mulut yang menambah dimensi menarik saat menyantapnya. Bagi sebagian orang tekstur inilah yang menjadi daya tarik utama sannakji. Rasa gurita yang lembut berpadu sempurna dengan saus-saus pendamping seperti gochujang (saus pedas manis Korea) atau kecap asin. Karena inilah yang memberikan sentuhan rasa manis, pedas, atau asin sesuai selera. Kombinasi rasa ini membuat sannakji menjadi hidangan yang sederhana namun tetap memikat.
Jadi memang Cita Rasanya mungkin tidak cocok untuk semua orang terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan makanan mentah. Namun bagi penggemar kuliner ekstrem pengalaman menyantap sannakji di anggap sebagai perpaduan rasa yang otentik dan mendebarkan. Apalagi kesegaran bahan, sensasi tekstur dan perpaduan rasa sederhana menjadikan salah satu ikon kuliner Korea yang terkenal di seluruh dunia melalui Kuliner Sannakji.