Tari Setabik Muba Baru-Baru Ini Memperoleh Pengakuan Yang Membanggakan Dengan Meraih Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Prestasi ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan. Yang terus melestarikan tradisi dan budaya mereka melalui tarian ini. Tari Setabik bukan hanya sekadar hiburan, melainkan simbol kebanggaan budaya yang tetap hidup di tengah perkembangan zaman. Tarian ini sering kali di pertunjukkan dalam berbagai acara besar, mulai dari upacara resmi hingga perayaan masyarakat setempat.
Selain itu Tari Setabik Muba memiliki keunikan tersendiri dalam penyambutan tamu kehormatan. Setiap gerakan dan irama dalam tarian ini mengandung makna mendalam yang mencerminkan rasa hormat dan penghargaan kepada tamu yang datang. Salah satu elemen penting dalam tarian ini adalah penggunaan kapur sirih, yang melambangkan kesejahteraan dan kebersihan. Tamu yang di sambut dengan tari ini biasanya akan di berikan sejumput kapur sirih sebagai simbol doa dan harapan baik. Sebagai warisan budaya, Tari Setabik Muba tak hanya mempertahankan nilai-nilai budaya lokal, tetapi juga memperkaya khazanah seni tradisional Indonesia. Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan semata, namun juga sebagai media untuk mengajarkan generasi muda mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan budaya daerah.
Keberhasilan Tari Setabik Muba meraih sertifikasi ini menjadi bukti bahwa tarian tradisional tetap relevan dan penting dalam masyarakat modern. Keberhasilan Tari Setabik Muba dalam meraih Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia 2024 juga membuka peluang bagi pengembangan seni tradisional di tingkat nasional. Dengan adanya pengakuan ini, di harapkan lebih banyak pihak yang tertarik untuk mendalami dan melestarikan tarian-tarian daerah lainnya yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Selain itu, masyarakat Muba juga semakin termotivasi untuk memperkenalkan Tari Setabik ke khalayak yang lebih luas. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga ke dunia internasional. Dengan demikian, Tari Setabik Muba menjadi simbol kebanggaan budaya lokal.
Tamu Undangan Mencicipi Kapur Sirih Dari Tari Setabik Muba
Selanjutnya kami akan membahas tentang Tamu Undangan Mencicipi Kapur Sirih Dari Tari Setabik Muba. Tari Setabik Muba merupakan sebuah tarian tradisional yang sering di tampilkan sebagai bentuk penghormatan kepada tamu kehormatan yang berkunjung ke Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan. Tarian ini awalnya di kenal dengan nama Tari Tabik Tuan yang berasal sejak masa kolonial Belanda. Pada masa itu, tarian ini di gunakan untuk menyambut kedatangan tamu-tamu penting, termasuk pejabat Belanda yang datang ke Muba. Seiring berjalannya waktu, Tari Setabik telah mengalami perubahan nama, namun tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang terkandung di dalamnya.
Salah satu ciri khas yang membedakan Tari Setabik dengan tarian lainnya adalah filosofi penyambutan yang terkandung dalam setiap gerakan tariannya. Salah satu gerakan khas dari tari ini adalah penyajian kapur sirih kepada tamu undangan. Penyajian kapur sirih merupakan simbol penghormatan dalam kebudayaan Melayu yang umum di temui dalam berbagai upacara adat. Gerakan ini menggambarkan rasa hormat dan kerendahan hati terhadap tamu yang datang, serta menciptakan suasana hangat dan penuh penghargaan.
Kata “Setabik” sendiri berasal dari bahasa Melayu yang berarti “hormat” atau “memberi penghormatan.” Salah satu gerakan paling ikonik dalam tari ini adalah gerakan tabik, di mana penari akan mengangkat tangan kanan dan membentangkannya di samping pelipis kanan, seakan memberikan penghormatan. Gerakan ini memiliki makna yang mendalam dan menjadi simbol rasa hormat kepada tamu yang di undang. Dengan demikian, Tari Setabik Muba bukan hanya sebuah pertunjukan seni, tetapi juga merupakan wujud dari tradisi dan nilai luhur masyarakat setempat. Tari Setabik Muba terus di lestarikan sebagai warisan budaya yang menggambarkan penghormatan mendalam terhadap tamu dan tradisi lokal.
Gerakan Khas Dengan Kotak Emas
Selain itu kami juga akan menjelaskan kepada anda tentang Gerakan Khas Dengan Kotak Emas. Tari Setabik hampir punah karena jarang di tampilkan di ruang publik. Namun, berbagai upaya pelestarian di lakukan, salah satunya dengan menjadikannya bagian dari pendidikan seni budaya di sekolah-sekolah di Sekayu. Hal ini bertujuan agar generasi muda mengenal dan melestarikan tarian tradisional ini, yang kaya akan nilai budaya dan sejarah. Dengan adanya inisiatif tersebut, di harapkan Tari Setabik bisa terus berkembang dan tidak terlupakan.
Biasanya, Tari Setabik di bawakan oleh tujuh hingga sembilan penari perempuan, dengan satu penari di tengah yang membawa kotak emas. Selain itu, ada tiga pria yang berdiri di belakang penari perempuan. Dua pria membawa tombak yang melambangkan keperwiraan, dan satu lagi membawa payung sebagai simbol kebesaran. Pola lantai yang di gunakan dalam tarian ini menonjolkan susunan berjejer lima penari di depan dan lainnya di belakang, dengan titik pusat perhatian terletak pada penari yang membawa kotak emas.
Tari Setabik memiliki gerakan yang sederhana namun penuh makna, dengan koreografi yang mengulang seperti gerak kecubung, gerak sembah, gerak lambaian ke bawah dan ke atas, serta gerak hormat atau tabik. Gerakan lainnya termasuk gerak memutar, gerak menyilang, dan gerak duduk dengan kaki di silangkan. Setiap gerakan dalam Tari Setabik mencerminkan keanggunan budaya Melayu dan menjadi simbol penghormatan serta keagungan dalam penyambutan tamu. Selain itu, Tari Setabik juga menggambarkan harmoni antara keindahan gerakan tubuh dan makna filosofis yang terkandung dalam setiap langkah. Melalui pelestarian yang terus di lakukan, tari ini semakin di kenal dan di hargai.
Dapat Di Pelajari Di Sekolah Dan Komunikasi Seni
Berikut ini kami akan membahas tentang Dapat Di Pelajari Di Sekolah Dan Komunikasi Seni. Upaya pelestarian Tari Setabik terus di lakukan oleh pemerintah setempat dan para budayawan. Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, Pandji Tjahjanto, menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan dan memperkenalkan seni tradisional ini agar dapat di kenal lebih luas oleh masyarakat, terutama generasi muda. Salah satu langkah yang di ambil adalah dengan menjadikan Tari Setabik sebagai bagian dari pendidikan seni budaya di sekolah-sekolah, sehingga generasi mendatang dapat lebih memahami dan mencintai warisan budaya ini.
Pentingnya pelestarian seni tradisional seperti Tari Setabik juga mengharuskan adanya komunikasi seni yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan para pelaku seni. Melalui kerja sama yang erat, tarian ini dapat di pertahankan dan terus di lestarikan. Selain itu, dengan memanfaatkan berbagai media dan program edukasi, Tari Setabik dapat di pelajari di sekolah dan di tampilkan pada berbagai acara kebudayaan. Dengan demikian, seni tradisional ini di harapkan tidak hanya tetap eksis, tetapi juga berkembang, menarik minat masyarakat, serta memberikan dampak positif bagi pelestarian budaya Indonesia. Upaya tersebut juga mencakup pengorganisasian festival budaya dan kompetisi tari yang melibatkan generasi muda. Dengan ini, di harapkan semakin banyak orang yang mengenal dan melestarikan budaya melalui Tari Setabik Muba.