Zero Waste
Zero Waste Kini Di Terapkan Di Gunung Rinjani

Zero Waste Kini Di Terapkan Di Gunung Rinjani

Zero Waste Kini Di Terapkan Di Gunung Rinjani

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Zero Waste
Zero Waste Kini Di Terapkan Di Gunung Rinjani

Zero Waste Kini Di Terapkan Di Gunung Rinjani Dan Tentunya Gaya Inspiratif Ini Untuk Menekankan Semangat Konservasi. Penerapan konsep Zero Waste atau nol sampah di jalur pendakian Gunung Rinjani mulai di terapkan secara serius sejak tahun 2025. Sebagai upaya konkret dalam menjaga kelestarian lingkungan kawasan taman nasional tersebut. Langkah ini di latarbelakangi oleh fakta bahwa selama musim pendakian 2024. Gunung Rinjani menghasilkan lebih dari 31 ton sampah yang berasal dari aktivitas para pendaki. Mulai dari plastik bungkus makanan, botol air minum, hingga perlengkapan sekali pakai lainnya.

Sampah-sampah tersebut tidak hanya mencemari keindahan alam. Tetapi juga mengancam kelangsungan ekosistem gunung yang menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna endemik. Atas dasar itulah, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menetapkan kebijakan baru berbasis prinsip Zero Waste. Dengan mewajibkan pendaki untuk mengemas ulang logistik mereka ke dalam wadah guna ulang sebelum melakukan pendakian.

Pendaki kini tidak di izinkan membawa kemasan sekali pakai ke dalam kawasan taman nasional. Sebagai gantinya, di sediakan boks makanan atau wadah khusus yang ramah lingkungan di pintu-pintu masuk pendakian. Selain itu, TNGR juga melibatkan masyarakat lokal dalam penyediaan makanan siap saji yang di kemas menggunakan bahan guna ulang. Yang tidak hanya berkontribusi pada pengurangan sampah, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi warga sekitar.

Program ini juga di lengkapi dengan sosialisasi dan edukasi kepada para pendaki tentang pentingnya menjaga kebersihan gunung. Tujuan utamanya adalah menciptakan pengalaman pendakian yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan tetap memukau secara estetika maupun spiritual. Dengan Zero Waste, Gunung Rinjani di harapkan bisa menjadi contoh destinasi wisata alam yang bersih, tertib. Dan menginspirasi praktik serupa di gunung-gunung lain di Indonesia. Inisiatif ini juga menjadi refleksi meningkatnya kesadaran akan pentingnya pariwisata yang selaras dengan pelestarian lingkungan.

Aturan Baru

Aturan Baru yang di terapkan di jalur pendakian Gunung Rinjani merupakan bagian dari komitmen Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dalam menjaga kelestarian alam dan mengurangi dampak negatif aktivitas wisata. Mulai tahun 2025, seluruh pendaki yang akan memasuki kawasan Rinjani wajib mematuhi kebijakan nol sampah atau Zero Waste. Aturan ini secara spesifik melarang penggunaan kemasan sekali pakai selama pendakian.

Pendaki di haruskan mengemas ulang semua logistik pribadi seperti makanan dan minuman ke dalam wadah guna ulang sebelum naik gunung. Kebijakan ini tidak hanya berlaku pada jalur pendakian utama seperti Sembalun dan Senaru. Tetapi juga pada pintu masuk lainnya seperti Torean dan Aik Berik. Sebagai dukungan terhadap aturan ini, pihak TNGR menyediakan fasilitas berupa boks makanan di pintu-pintu masuk. Dan menggandeng masyarakat sekitar untuk menjual makanan siap saji dalam kemasan ramah lingkungan.

Pendaki yang tidak mematuhi aturan ini tidak akan di perkenankan melanjutkan perjalanan. Pemeriksaan di lakukan secara ketat saat registrasi, dan akan ada pengawasan saat pendakian berlangsung. TNGR juga memberlakukan sistem pelaporan dan pelacakan sampah yang di bawa maupun yang di bawa turun oleh setiap pendaki. Sistem ini memastikan bahwa setiap sampah yang di bawa ke gunung harus turun kembali, tanpa terkecuali. Selain itu, penyedia jasa trekking juga di wajibkan mendidik klien mereka tentang pentingnya aturan ini. Dan ikut bertanggung jawab atas kebersihan jalur.

Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa menjaga alam adalah tanggung jawab bersama. Dengan langkah ini, Rinjani tidak hanya di harapkan menjadi gunung yang indah, tetapi juga menjadi contoh pengelolaan wisata alam yang berkelanjutan dan disiplin dalam menjaga kelestarian lingkungan. Aturan ini menandai babak baru dalam pengelolaan kawasan konservasi yang tidak hanya menampung wisatawan, tetapi juga mendidik mereka.

Zero Waste Mulai Berlaku Di Gunung Rinjani

Program Zero Waste Mulai Berlaku Di Gunung Rinjani sejak April 2025 sebagai bagian dari komitmen serius Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kebijakan ini muncul setelah data menunjukkan bahwa sepanjang April hingga Oktober 2024, pendakian di Rinjani menghasilkan lebih dari 31 ton sampah. Hal ini menjadi peringatan serius akan dampak negatif aktivitas wisata terhadap lingkungan gunung. Melalui kebijakan “Go Rinjani Zero Waste 2025,” TNGR menetapkan sejumlah aturan baru.

Yang mengharuskan pendaki membawa makanan dan minuman dalam wadah guna ulang, dan tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai selama mendaki. Pendaki juga hanya di perbolehkan membawa maksimal dua botol minuman kemasan per hari, dengan kewajiban membawa kembali semua sampah saat turun. Seluruh sampah tersebut akan di cek oleh petugas sebagai bagian dari prosedur pelaporan saat check-out.

Untuk mendukung implementasi program ini, TNGR menyediakan model boks makanan ramah lingkungan di pintu-pintu masuk jalur pendakian. Selain itu, masyarakat lokal di libatkan untuk menyediakan makanan siap saji dalam kemasan yang bisa di pakai ulang, sehingga tidak hanya mengurangi sampah, tapi juga memberdayakan ekonomi sekitar. Penerapan aturan ini tidak main-main, karena pendaki yang melanggar bisa dikenakan sanksi blacklist dan dilarang mendaki selama lima tahun.

Tujuan besar dari kebijakan ini bukan hanya menciptakan jalur pendakian yang bersih, tapi juga membangun kesadaran lingkungan yang kuat di kalangan pendaki. Rinjani kini tidak hanya menjadi destinasi petualangan, tetapi juga contoh pengelolaan wisata alam yang berkelanjutan dan disiplin. Dengan program Zero Waste, Rinjani diharapkan tetap lestari dan menjadi kebanggaan nasional serta inspirasi bagi pengelolaan gunung-gunung lain di Indonesia.

Mengajak Refleksi Dan Tanggung Jawab

Mengajak Refleksi Dan Tanggung Jawab bayangkan sejenak keheningan Gunung Rinjani saat matahari menyentuh puncaknya udara sejuk, hamparan kabut, dan jalur-jalur alami yang masih perawan. Namun, di balik pesona itu, jejak manusia kerap meninggalkan luka: tumpukan sampah plastik yang tak sempat kembali, botol minuman yang tergeletak di semak, dan bungkus makanan yang tertiup angin. Hal ini membuat kita bertanya, apakah petualangan harus dibayar dengan kerusakan? Program Zero Waste yang kini berlaku di Rinjani bukan sekadar aturan baru, melainkan ajakan untuk merenung dan berubah. Ia hadir sebagai pengingat bahwa alam bukan tempat pembuangan, melainkan ruang suci yang harus kita jaga bersama.

Pendaki sekarang tak hanya ditantang menaklukkan jalur, tapi juga menguji kesadaran diri apakah sanggup membawa pulang setiap sampah yang dibawa naik, apakah sanggup berkata tidak pada kemasan sekali pakai. Kebijakan seperti membatasi botol plastik hingga dua per hari dan kewajiban membawa turun kembali semua sampah bukan semata formalitas, melainkan cermin dari tanggung jawab moral.

\Masyarakat sekitar pun diajak terlibat, bukan hanya sebagai penjaga alam, tapi juga sebagai penyedia logistik ramah lingkungan, menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Setiap langkah pendaki kini mengandung makna: bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk bumi yang menua. Rinjani memberi lebih dari sekadar pemandangan ia menawarkan ruang untuk menjadi manusia yang lebih peduli. Maka ketika kita mendaki, kita tidak hanya mendekati langit, tetapi juga mendekat pada kesadaran akan dampak setiap tindakan kita. Dan di titik itulah kita benar-benar mengerti makna zero waste.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait